Suasana upacara adat Menjamu Benua di sekitar dermaga depan Museum Mulawarman, Tenggarong, Rabu (07/07) sore Photo: Agri
Satu lagi ritual jelang pelaksanaan pesta adat Erau kembali digelar. Setelah Beluluh dilakukan terhadap Sultan Kutai dan Putra Mahkota, pihak Kesultanan Kutai tadi sore melaksanakan upacara adat Menjamu Benua. Upacara adat ini digelar di tiga tempat di wilayah kota Tenggarong yang disebut Kepala Benua, Tengah Benua dan Buntut Benua. Kepala Benua berada di ujung Kelurahan Mangkurawang, kemudian Tengah Benua berada di Kelurahan Panji, tepatnya di dermaga depan Museum Mulawarman. Sedangkan Buntut Benua berada di Kelurahan Timbau, sekitar 200 meter dari Jembatan Kartanegara. Sebelum prosesi adat Menjamu Benua dimulai, para pelaksana upacara adat yang terdiri dari 7 orang Belian dan 7 orang Dewa terlebih dahulu menemui Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II di rumah kediamannya untuk meminta restu. Sultan juga menyerahkan pakaian sehari-harinya berupa selembar baju, sepotong celana panjang, selembar sarung dan satu buah kopiah, untuk dibawa dan disertakan dalam upacara Menjamu Benua.
Aneka sesaji tersebut di antaranya adalah satu potong ketan ukuran besar, satu potong ketan hitam ukuran kecil, 7 buah ketan berikut telur rebus, 7 macam kue khas Kutai, satu ayam panggang dan seekor ayam hidup. Menurut Koordinator Seksi Sakral Kesultanan Kutai, Awang Imaluddin, upacara adat Menjamu Benua ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada makhluk gaib tentang rencana akan digelarnya Erau pada Minggu (11/07) ini. "Lewat ritual Menjamu Benua ini, pihak Kesultanan Kutai memohon kepada Yang Maha Kuasa agar diberikan keselamatan serta kelancaran selama berlangsungnya pesta adat Erau," jelas Awang Imaluddin. (win) Salah seorang Dewa menaburkan beras kuning ke arah anca bambu yang berisi sesaji Photo: Agri Sumber : www.kutaikartanegara.com | |||||
|
0 Comentar:
Posting Komentar