Kamis, 08 Juli 2010

Jelang Erau, Sultan dan Putra Mahkota Laksanakan Beluluh



Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II duduk di atas balai dari bambu kuning saat melaksanakan upacara adat Beluluh yang digelar jelang pelaksanaan Erau 2010
Photo: Agri


Seorang pawang yang disebut Dewa melakukan tepong tawar terhadap Sultan HAM Salehoeddin II
Photo: Agri

KutaiKartanegara.com 05/07/2010 22:05 WITA
Jelang dilaksanakannya pesta adat Erau 2010, Sultan Kutai H Adji Mohd Salehoeddin II dan Putra Mahkota HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat tadi pagi menjalani ritual Beluluh.


Upacara Beluluh sendiri dimaksudkan sebagai pembersihan bagi Sultan dan Putera Mahkota yang akan melaksanakan seluruh rangkaian pesta adat Erau mulai pekan depan.


Ritual adat yang berlangsung khidmat ini digelar di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong, sekitar pukul 10.00 WITA.


Sejumlah pejabat tinggi di Kutai Kartanegara (Kukar) turut hadir dalam acara ini, seperti pasangan Bupati-Wabup Kukar yang baru dilantik Rita Widyasari-HM Ghufron Yusuf, para pejabat Muspikab, Sekkab Kukar HAPM HAryanto Bachroel serta mantan Pj Bupati Sulaiman Gafur.



Wabup HM Ghufron Yusuf ikut melakukan ritual Ketikai Lepas bersama Putra Mahkota Kesultanan Kutai
Photo: Agri

Prosesi Beluluh diawali dengan pembacaan memang atau mantera oleh seorang pawang yang disebut Belian. Setelah itu, Sultan HAM Salehoedin II beranjak menuju balai yang berada di tengah ruang utama Kedaton.


Sultan kemudian duduk di tingkatan ketiga balai yang terbuat dari bambu kuning itu. Empat orang kerabat Keraton langsung berdiri di empat sudut balai sambil membentangkan kain berwarna kuning yang disebut Kirab Tuhing.


Diiringi memang dari Belian, seorang pawang perempuan yang disebut Dewa kemudian melakukan ritual tepong tawar terhadap Sultan Kutai.


Setelah itu, Sultan pun turun dari balai untuk melakukan ritual Ketika Lepas dengan 3 orang yang telah dipilih. Mereka adalah Bupati Kukar Rita Widyasari, kemudian HAP Abdul Rahim selaku sesepuh kerabat Kesultanan dan mantan Pj Bupati Kukar Sulaiman Gafur.


Usai Sultan Kutai menjalani Beluluh, giliran Putra Mahkota Kesultanan Kutai HAP Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat menjalankan ritual yang sama persis seperti Sultan. Di akhir ritual, Putra Mahkota melakukan Ketikai Lepas dengan Wabup Kukar HM Ghufron Yusuf dan Ketua DPRD Kukar H Salehudin.


Dikatakan salah seorang anggota Seksi Sakral Keraton, Demong Nata Pernata, upacara adat Beluluh memiliki makna pembersihan diri, baik mental dan spiritual, terhadap Sultan serta Putra Mahkota yang akan melaksanakan Erau.


"Lewat Beluluh ini, kita memohon kepada Allah SWT agar Sultan dan Putra Mahkota diberikan keselamatan dan kesehatan sehingga dapat menjalankan seluruh kegiatan Erau dengan baik," ujarnya. (win)



Seorang pawang yang disebut Belian terus membacakan mantera saat memimpin jalannya upacara adat Beluluh
Photo: Agri

sumber : www.kutaikartanegara.com

0 Comentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes